Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik, juga dikenal sebagai eksim seboroik, adalah kondisi kulit kronis yang umum namun mengganggu. Kondisi ini biasanya memengaruhi area dengan aktivitas kelenjar sebasea tinggi, seperti kulit kepala, garis rambut, alis, lipatan nasolabial, dan sekitar mulut. Selama pergantian musim, area tersebut mungkin mengalami kemerahan dan bersisik dalam berbagai tingkat. Meskipun penyebab pastinya masih belum jelas, kondisi ini diyakini terkait dengan pertumbuhan berlebih dari jamur Malassezia.

Penyebab Dermatitis Seboroik

Penyebab pasti dermatitis seboroik masih belum jelas, namun beberapa faktor diyakini berkontribusi terhadap perkembangannya. Kondisi ini biasanya terjadi di area yang kaya akan kelenjar sebaceous (minyak) seperti kulit kepala, wajah, dan batang tubuh. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko dermatitis seboroik meliputi:

  • Kecenderungan Genetik: Dermatitis seboroik dikaitkan dengan sifat genetik individu dan bukan penyakit menular.
  • Sistem Kekebalan yang Lemah: Faktor seperti stres emosional tinggi dan kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang dapat memperburuk gejala dermatitis seboroik.
  • Ragi Malassezia: Malassezia, ragi yang tidak berbahaya yang ditemukan pada kulit, berhubungan dengan dermatitis seboroik.

Gejala Dermatitis Seboroik

Gejala dermatitis seboroik sangat bervariasi, tetapi sering kali mencakup hal-hal berikut:

  • Gatal: Area yang terkena sering terasa gatal, menyebabkan ketidaknyamanan.
  • Bercak Merah: Kulit mungkin mengalami bercak merah yang meradang di area yang terkena.
  • Kulit Bersisik: Salah satu ciri yang paling mencolok adalah kulit bersisik, dengan serpihan yang sering berwarna kuning atau kuning kecokelatan.
  • Rasa Berminyak: Area kulit yang terkena mungkin terasa berminyak saat disentuh.
  • Pembentukan Kerak: Dalam beberapa kasus, kulit bisa membentuk kerak tebal yang lembab.

Tingkat keparahan gejala dapat berkisar dari ketombe ringan hingga eritroderma eksfoliatif berat, tergantung pada perkembangan kondisi tersebut.

Diagnosis Dermatitis Seboroik

Metode untuk Mendiagnosis Dermatitis Seboroik

  • Pemeriksaan Kulit: Dokter akan memeriksa kulit pasien dengan saksama, terutama di area yang terkena, untuk mencari tanda-tanda khas dermatitis seboroik, seperti bercak merah dengan sisik kekuningan yang berminyak.
  • Biopsi Sel Kulit: Kadang-kadang, dokter dapat mengambil sedikit sampel kulit untuk biopsi. Ini membantu menyingkirkan kondisi lain yang menyerupai dermatitis seboroik, seperti psoriasis, dermatitis atopik, dan tinea versikolor. Biopsi memberikan diagnosis yang lebih akurat.

Membedakan Dermatitis Seboroik dari Kondisi Serupa

  • Psoriasis: Meski tampak serupa, psoriasis sering ditandai dengan sisik keperakan seperti plak yang lebih menonjol dibandingkan dengan dermatitis seboroik.
  • Dermatitis Atopik: Juga dikenal sebagai eksim alergi, dermatitis atopik biasanya memengaruhi area seperti bagian dalam siku, belakang lutut, dan leher, dengan rasa gatal yang intens dan peradangan yang sering berulang, berbeda dari dermatitis seboroik.
  • Tinea Versikolor: Juga disebut pitiriasis versikolor, kondisi ini biasanya muncul di batang tubuh, bukan di wajah, dan tidak berwarna merah. Selain itu, tidak ada sisik berminyak yang umum pada dermatitis seboroik.

Pengobatan Dermatitis Seboroik

Tujuan pengobatan dermatitis seboroik adalah untuk meredakan gejala dan mencegah kambuh. Pengobatan yang umum meliputi:

  • Obat Topikal: Krim atau salep kortikosteroid, seperti hidrokortison 1%, sering digunakan untuk mengurangi kemerahan dan gatal. Produk yang mengandung belerang atau tar juga dapat membantu mengatasi gejala.
  • Sampo Obat: Untuk gejala di kulit kepala, sampo yang mengandung tar sering efektif. Oleskan dalam jumlah cukup pada kulit kepala, pijat, dan diamkan selama sekitar lima menit sebelum dibilas. Penggunaan harian mungkin disarankan jika gejala parah.
  • Menghindari Kortikosteroid Kuat: Hindari penggunaan kortikosteroid yang kuat dalam jangka panjang untuk mengurangi risiko efek samping.

Dermatitis seboroik merespons dengan baik terhadap pengobatan topikal, dan ketombe dapat diatasi dengan sampo anti-ketombe. Namun, kondisi ini cenderung kambuh, terutama dengan pemicu seperti stres emosional, kurang tidur, perubahan cuaca atau kelembapan, dan makanan tertentu. Selain pengobatan, menjalani gaya hidup yang teratur bisa menjadi kunci dalam mengelola kondisi ini secara efektif.